Konten [Tampil]
Sumber https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/pen_sejarah/ |
Sebelum isu tentang draf penyederhanaan kurikulum yang menyangkut pendistorsiaan mata pelajaran sejarah viral akhir-akhir ini. Nada sumbang tentang stigma rendahnya pandangan masyarakat awam mengenai pendidikan sejarah sepertinya sudah kenyang kudengar sebagai mahasiswa pendidikan sejarah.
Aku juga melakukan survei kecil-kecilan kepada rekan-rekan satu kelas saya ketika menjalani kuliah strata satu dan hasilnya hampir seluruh dari mereka mengaku sering mendengar ledekan bahkan diremehkan bersangkutan dengan pendidikan yang sedang kami tempuh.
Bahkan terakhir, beberapa hari yang lalu seorang adik tingkat bercerita panjang lebar tentang betapa ia insecure karena mendengar perkataan temannya yang membandingkan jurusannya dengan jurusan kami.
Ketika menempuh pendidikan pun tidak jarang teman-teman lintas jurusan menanyakan ketika kami kuliah apa yang kami pelajari. Jika pertanyaan tersebut ditanyakan memang benar-benar karen tidak tau atau karena ingin tau mungkin akan dengan senang hati akan dijabarkan jawabannya. Namun pertanyaan itu diiringi nada cemooh semacam:
"Kalian anak sejarah cuman belajar masa lalu ya ? enak banget"(lalu tertawa terbahak-bahak).
"Eh anak sejarah berarti jarang bisa move on ya, abis liat masa lalu terus" (lalu tertawa).
Atau ketika ada orang yang nanya IPK, terus ternyata punya kita lebih besar. Biasanya mereka bilang "Wajar sih, pendidikan sejarah kan?" Seolah apa gitu ya
Aku sendiri juga mengalami hal serupa bahkan ketika belum masuk sebagai mahasiswa. Aku ingat ketika itu sedang menginap di rumah salah satu kerabat, kemudian mereka bertanya tentang rencana saya yang akan menghadapi masa-masa pengumuman Seleksi Nasional Perguruan Tinggi. Setelah mendengar cerita saya yang akan mengambil jurusan pendidikan sejarah mereka langsung membujuk saya untuk pindah haluan dengan menawarkan opsi dan menjanjikan akan membantu jika saya mau.
"Mau jadi apa ngambil pendidikan sejarah"
"Nanti susah kerja loh, mending ambil bla bla"
Eitss, jangan salah. Sebenarnya kata-kata semacam itu secara pribadi tidak menimbulkan ketersinggungan sama sekali dan malah bikin tambah semangat disatu sisi. Namun ya yang muncul adalah miris berkepanjangan aja, tentang kebutaan terhadap pentingnnya sejarah untuk diajarakan.
Dan celaka, mirisnya lagi perkataan tentang "ambil pendidikan sejarah mau jadi apa?" nyaris terbukti saat ini. Dimana mata pelajaran sejarah terancam terdistorsi dan berada dipersimpangan yang remang. Meskipun sore ini Pak Mentri berusaha mengalihkan perhatian bahwa mata pelajaran sejarah tidak akan dihapus, tetapi sesungguhnya hal itu tidak menjawab kekhawatiran banyak orang yang berhubungan dengan ini.
Karena pada dasarnya tuntutan yang diperjuangkan saat ini adalah mengenai keberadaan mata pelajaran sejarah itu tetap sebagai mata pelajaran wajib bagi segenap anak bangsa.
Ya gitu deh, sebenarnya tulisan ini gak mau serius-serius amat sih haha. Cuman hal-hal diatas real story kok. Dan ku rasa ni ya, semua orang dewasa tau pentingnya sejarah sih jadi sengaja gak dipanjang lebari ngomongnya.
Sekian tulisan pendek ini dan mohon doanya semoga apa ditutntunkan dapat dipenuhi atau minimal biarkan tetap seperti ini.
Sekalian sih tulisan ini buat sapu-sapu karena udah lama gak nagkringin jari di draf blog^^
Hahaha memang kadang ngeselin kalo ngambil jurusan sejarah tapi dikatain ntar ngga bisa move on karena selalu melihat masa lalu.๐
BalasHapusTapi menurutku masih mending sih karena pelajaran sejarah masih ada di sekolah. Kalo mengambil jurusan filsafat malah lebih susah lagi, soalnya ngga ada di mata pelajaran sekolah, buat melamar kerja juga kurang laku.๐
haha iya mas susahnya di Indonesia, orientasi keilmuannya masih pragmatis
HapusWaaah ada Om Agus dimana mana ๐
HapusNah berarti ini mah tugas tambahan untk para alumni dari jurusan sejarah untk lebih mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sejarah hehe, bagiku sih sejarah sangat sangat penting, ada pepatah bilang kan bahwa sejarah adalah perulangan perulangan, jadi sebenarnya ketika kita paham pola pola sebelumnya yang sudah menyejarah, Kita akan sangat terbantu untk hidup di masa mendatang dengan lebih baik,termasuk juga belajar dari kesalahan orang orang terdahulu
BalasHapusAku dulunya malah pengen masuk jurusan sejarah wkwk
Sepertinya saya termasuk orang yang suka banget bilang kalau anak sejarah pasti sulit move on. Hanya candaan aja kok Mbak hehe
BalasHapusSpeechless banget mbak:"), iya History education emang kadang sering di remehkan:), tapi pak mentri kemaren bilang, "Sejarah adalah tulang punggung terbentuknya negara kita sekarang, jadi tidak akan kami hapus." Memang belum menenangkan berbagai pihak yang menerima stigma tentang pelajaran sejarah:)
BalasHapusIt's sad but true. Lagi lagi urgensi pendidikan bagi kebanyakan masyarakat indonesia cuma "biar gampang dapet kerja", sehingga tujuan dasar pendidikan juga hilang sia sia.
BalasHapusIya bener, menyedihkan:'(
HapusNegara yang maju biasanya menghargai sejarah dan belajar dari kesalahan terdahulu.. Wajar sampai skrg negara Indsatusia mash menjadi negara berkembang.. Ups :3
BalasHapusSebagai salah satu penyuka sejarah, saya turut sedih, padahal kalo gak ada sejarah, ya kita gak akan bisa belajar. Semua seolah udah lupa kalo dengan sejarah, kita bisa kembali berjaya.
BalasHapusJujur dulu aku juga suka membantin kesal kenapa ada pelajaran sejarah karena susah banget ngapalin nama tokoh dan hari penting wkwk. Eh masuk kursi kuliah malah suka sama sejarah, di setiap sejarah pasti ada aja pelajaran yang melekat. Ya sayang aja kalo pelajaran sejarah dijadikan pilihan.
BalasHapusGimana nanti cikal bakal adik adik di bawah kita, kalo dia tidak mengenal sejarah bangsa-Nya sendiri, ia tidak akan mengerti makna berjuang memerdekakan, sejarah perlawanan, dsb
Sayangnya pendidikan saat ini seolah hanya dianggap permainan
BalasHapusPertama aku baru sadar kalo Rani jurusan sejarah. Aku cuma ingatnyo FKIP, ndak tau jurusannyo. Aku kiro ekonomi, atau PGSD loh ๐
BalasHapusSejujurnya, ketika sekolah mempelajari Sejarah adalah hal yg membosankan. Namun, setelah kuliah n bersinggungan dengan berbagai organisasi, menurutku Sejarah adalah hal yg cukup penting dan mengasyikkan.
Aku sepakat dgn kata2 mbak Halah bahwa ini adalah tantangan n tugas bagi kalian para alumni jurusan sejarah agar lebih mengedukasi masyarakat, penting banget loh sejarah tuh.
Aku terpukau dan kecewa ketika mengetahui sejarah peradaban Islam yang lebih banyak.
Kenapa hal2 seperti ini tidak diajarkan di sekolah yaa?
Mungkin ada peran de-islamisasi?
Menarik ini, mungkin saja arah kesana memang ada tapi menurutku tidak bisa secara gampang bilang gitu juga sih.
HapusJustru sejarah merupakan landasan yang menjadi faktor berdirinya masa depan sebagai pedoman, semangat temen2 yang berjuang dalam menempuh pendidikan sejarah, buatlah orang-orang disekitar kita merubah pendapatnya akan pendidikan sejarah.
BalasHapusSaya di kelas termasuk ogah-ogahan belajar sejarah, "Apa sih sejarah, tulisan aja, belajar masa lalu ya gitu-gitu." Tapi, perlu diingat, bahwa kita lahir atas sejarah di masa lalu. Mau tidak mau sejarah itu tetap harus diajarkan. Tempat kita berpijak, tempat kita bernaung, Indonesia, ia lahir atas sejarah masa lalu. Di lain sisi, penting juga bagi pengajar untuk membuat model pembelajaran sejarah semakin asyik. Duh janganlah dihapuskan :(
BalasHapusPadahal sejarah adalah kunci pengembangan masa depan
BalasHapusSebetulnya sejarah itu menarik lho, tinggal bagaimana menceritakannya saja. Kalau terlalu baku ya boring banget....
BalasHapusDi negara lain yang namanya museum itu sudah jadi makanan dan kegemaran anak-anak. Karena apa? Dibuat mengasyikkan serta banyak buku guide yang bertebaran berikut merchandise..