Konten [Tampil]
Pernahkah kita menemui dimana orang atau bahkan kita sendiri bertanya pada diri sendiri "hari ini hari apa ya ?" atau "hari ini tanggal berapa ?" atau terkejut ketika menemui fakta bahwa dihari tersebut kita telah melewatkan suatu kegiatan karena lupa. Dimasa Pandemi ini pertanyaan semacam ini rasanya terlampau sering muncul dikepala bahkan mungkin orang disekeliling kita sampai bosan menjawab pertanyaan semacam ini. Lantas apakah benar terdapat korelasi antara pandemi dan lupa hari ?
Baca Juga: Kompetitif, Perlukah ?
Sebenarnya kejadian lupa hari semacam ini bisa terjadi kapanpun dan kepada siapapun, menurut sebuah postingan Huffington Post, yang memuat Pendapat Sherry Benton, seorang Psikolog dan Professor Emeritu University Of Florida bahwa kejadian lupa hari akan semakin sering menimpa kita ketika terjadi perubahan besar yang terjadi pada sebuah rutinitas seseorang, dan perubahan tersebut banyak terjadi dimasa pandemi ini.
Termasuk dalam kasus pribadiku saat ini, dimana aku terkejut ketika menemui fakta bahwa hari ini adalah hari Rabu dan aku telah melewatkan sesuatu. Merunut kejadian lupa hari yang terjadi pada diriku sendiri saat ini dan mungkin orang lain di luar sana, kemungkin pernyabab terjadinya perstiwa ini adalah beberapa hal berikut.
- Adanya Perubahan Pada Pola Rutinitas
Dalam hal ini terjadi sejak Pandemi Virus Corona merebak, kebijakan mayoritas yang diambil negara-negara terdampak adalah dengan melakukan lockdown atau karantina wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak, Pemerintah Indonesia menyebut kebijakannya dengan istilah PSSB (Pembatasan Sosial Skala Besar).
Kondisi ini menyebabkan kegiatan-kegiatan dibatasi dan dialihkan via dari daring dari rumah masing-masing, sehingga terjadi perubahan pola dari orang-orang terdampak. Biasanya mungkin dalam kondisi normal kita terus mengingat hari karena menghitung hari menuju wekend dan membuat planing untuk waktu tersebut. Namun saat masa karintana semua hari terlihat sama dan terjadi perubahan pada rutinitas sehari-hari. Perubahan tersebutlah yang menyebabkan terjadinya peristiwa lupa hari terjadi. - Tidak Adanya Batasan Waktu Dalam Melakukan Pekerjaaan
Sekat-sekat waktu yang menjadi penanda perpindahan kegiatan yang satu dengan yang lain ketika waktu normal saat pandemi ini menjadi hilang. Kita berkegiatan dalam waktu yang lebih fleksibel, bisa jadi tengah malam atau kapanpun kita sedang moodnya tidak harus dalam jam kerja. Peristiwa hilangnya sekat-sekat waktu ini menyebabkan kita tidak melek terhadap waktu yang telah terlewati sehingga terjadilah kejadian lupa waktu. - Jadwal Tidur Tidak Teratur
Kegiatan bekerja dari rumah (WFH) atau belajar daring memberikan kita waktu yang leluasa untuk melakukan pekerjaan sehingga kita tidak jarang memilih waktu larut untuk menyelsaikanya. Kita merasa tidak perlu mengejar waktu untuk bangun pagi-paagi agar tidak telat pergi bekerja sehingga merasa enggan bangun terlalu pagi. Jam Tidur yang tidak teratur semacam ini kan menyebabkan jam biologis tubuh kita terganggu sehingga kejadian lupa hari ini mungkin saja terjadi. - Sinar Biru Dari Gawai
Salah satu aktivitas yang sangat meningkat dalam masa pendemi ini adalah interaksi dengan gawai, baik itu untuk urusan pekerjaan atau sekedar maraton nonton drakor dan scroling Instagram artis yang lagi hangat diperbincangkan. Padahal dalam beberapa artikel dan penelitian bahwa sinar biru yang berasal dari layar gawai kita bisa menyebabkan gangguan biologis yang salah satu muranya pada terganggunya jam tidur kita.
Beberapa hal diatas adalah hal-hal yang mungkin akan sulit untuk kita hindari sejak terjadinya pandemi ini, sehingga kejadiaan lupa hari semcam ini merupakan hal yang lumrah saja terjadi. Namun ada beberapa hal bisa kita lakukan untuk mengurangi hal tersebut. Salah satunya dengan tetap disiplin dengan jadwal teratur. Hal ini bisa kita akali dengan membuat planner atau semcam to do list untuk agenda dan pekerjaan yang akan kita lakukan. Kegiatan secam ini akan membuat kita semakin mawas terhadap waktu dan membuat kita lebih produktif dan mengurangi waktu-waktu yang terbuang percuma.
______________________________________________
Sekedar pengingat saja bahwa apa yang kutulis pada tulisan ini hanya sudut pandang pribadi berdasar pengalaman yang tak seberapa dan hasil scroll-scroll artikel-artikel di gugel saja, jika ada yang tidak sesuai dengan mu atau penelitian para ahli harap maklum saja. Dan untuk paragraf terakhir itu juga baru wacana dalam diriku sendiri, jadi kalau kamu menemuiku tidak seperti tulisanku ya sekali lagi maklum saja^^.
Yaa, kebanyakan diam di rumah. Jadi lupa hari, hahaha
BalasHapusBetul banget nih, karena gak ada kegiatan rutin jd lupa hari.. Efek sering maen gawai juga jadi bikin susah tidur.. :"
BalasHapusKalau saya ingin hari lekas berlalu agar corona juga berlalu. Hiks
BalasHapusSaya malahan jadi lupa bulan. Tiba tiba sudah masuk aja di bulan Juli, kirain masih juni wkwk
BalasHapusWah... Saya lagi dalam kondisi kayak gini nih. Sering banget lupa sama hari dan tangggal. Penyebabnya juga sama, karena saya udah nggak kerja. Jadi kalau biasanya hafal sama hari karena nungguin hari minggu, sekarang udah enggak lagi.
BalasHapusAku hampir selalu ingat hari tanggal bahkan bulan meski pandemi mbak wkwk mungkin karena harus ada aja yang dikerjain wkek
BalasHapussebelum pandemi, tidurku tidak teratur hampir tiap malem begadang.
BalasHapuspas pandemi, tidurku makin teratur, jarang bener begadang, biar cepet ketemu hari besok, makin cepet hari berlalu, makin cepet pandemi selesai. tidur adalah bagian dari solusi wkwk
Sesekali saya kadang lupa hari. Tapi karna ada agenda rutin, salah satunya setoran di blogsri.. Jadi kebayang terus hari seninnyaš¤£
BalasHapusHari Rabu adalah hari terakhir setoran mbak, jangan lupa ekwk
BalasHapusAlhamdulillah masih inget hari dan tanggal. Cuma yg berantakan jam tidurny. Jd kayak kelelawar. Sedih kan :(
BalasHapus